tribratanews.jateng.polri.go.id, Kebumen — Menjadi wanita adalah takdir, namun menjadi polisi wanita (Polwan) adalah pilihan hidup. Gerakan emansipasi wanita yang menempatkannya sejajar dengan laki-laki, membuat Polwan dituntut profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Namun demikian, kodratnya sebagai wanita pun harus dipenuhi. Polwan menjadi ibu dari anak-anaknya dan menjadi istri untuk suami harus dipenuhi.
Kemampuan Polwan saat ini dalam bidang kepolisan tidak diragukan lagi. Banyak jabatan strategis diemban oleh Polwan.
Sosoknya yang cantik namun tegas, itu masih belum cukup.
“Sebagai umat yang beragama, Polwan harus harus memiliki iman dan taqwa untuk menyeimbangkan antara tugas dan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga,” itulah yang diungkapkan Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan saat melakukan tatap muka dengan para Polwan Polres Kebumen beberapa waktu lalu di Gedung Tribrata Polres Kebumen.
Saat dikonfirmasi AKBP Rudy mengatakan, tatap muka dengan Polwan rutin dilakukannya bersama pejabat utama Polres.
Tatap muka yang dilakukan lebih banyak membahas tentang tugas Polwan dalam melayani masyarakat.
“Melalui pertemuan itu, diantaranya, kami sampaikan agar Polwan tidak mengikuti faham radikal berkedok agama. Sebagai anggota Polri, faham radikal harus dilawan bersama, termasuk oleh Polwan,” jelas Kapolres Kebumen, Rabu (16/10).
Lanjut AKBP Rudy, Polres Kebumen memiliki 47 personel Polwan.
Saat ini melawan faham radikal adalah tanggung jawab bersama. Faham yang mengatasnamakan agama sebagai alasan untuk menyakiti dan menebar teror ketakutan sangat merugikan banyak pihak.
Semua agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian. Tak satu agama pun yang menganjurkan kekerasan.
Melalui kegiatan tatap muka dengan para Polwan, serta kegiatan rohani yang digelar oleh Polres Kebumen, AKBP Rudy berharap personelnya tidak ada yang terpapar faham radikal termasuk Polwan.
“Siapapun anggota yang terbukti mengikuti faham radikalisme akan ditindak tegas. Harus kita lawan bersama,” tandasnya.
(Humas Polres Kebumen)
