BinkamFeaturedGiat OpsHeadlineMitra PolisiReskrim

Dosa Apa Rizieq, Di Tolak di Berbagai Daerah

Tribratanewspoldajateng.com – Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ditolak berbagai elemen masyarakat dan ormas di sejumlah daerah, terkait beredarnya surat dukungan pengukuhan sebagai imam besar umat Islam Indonesia.

Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, pengukuhan Rizieq tidak berdasar. “Itu mengada-ada, karena Islam tidak mengenal konsep imam besar. Dan apa itu imam besar? Imam besar musala kecil yang ada,” kata Yaqut ketika dihubungi, Kamis (12/1).

Yaqut juga mempertanyakan fungsi pengukuhan Rizeq. “Imam besar ini mau mengimami apa? Mengimami umat Islam, umat Islam yang mana? Umat Islam enggak merasa diimami sama dia, kan begitu. Jadi kita tolak pengukuhan itu,” sambungnya.

Menurutnya, beberapa pengurus GP Ansor seperti di Banten dan Batam dengan tegas menolak rencana pengukuhan Habib Rizieq. Pimpinan Wilayah GP Ansor menilai, dukungan untuk Rizieq Shihab menjadi imam besar umat Islam Indonesia juga disebut sarat kepentingan politik.

Penolakan turut dikumandangkan GP Anshor Kota Manado, Sulawesi Utara. “Kami merasa tidak perlu ada Imam Besar di Republik ini, sehingga menolak dengan keras dan tegas berkaitan pengangkatan Habib Rizieq Syihab,” ujar Rusli Umar, Ketua GP Anshor Manado, Rabu (11/1).

Penolakan serupa dilakukan Majelis Ulama Indonesia Banten. “Pokoknya MUI Banten secara tegas menolak pengangkatan imam besar ini, kami juga menghimbau kepada umat Islam agar jangan ikut-ikutan mengakui,” jelas Ketua MUI Banten KH AM Romli.

Di Yogyakarta, pengangkatan Habib Rizieq ditentang Nahdatul Ulama (NU). “Apakah (Rizieq) memenuhi kriteria tersebut?” tanya Ketua Pengurus Wilayah NU DIY, Nizar Ali Nizar di Yogyakarta, Rabu (11/2).

Dua pondok pesantren di Yogyakarta, yaitu Pondok Pesantren Sunan Kalijogo Gesikan, Kabupaten Bantul dan Pesantren Assalaffiyah Mlangi, Nogotirto, Gamping Sleman juga ikut menolak pengukuhan Rizieq.

Berbeda dengan di Balikpapan Kalimantan Timur. Di kota tersebut ratusan orang dari sejumlah ormas kepemudaan dan mahasiswa justru menolak keberadaan Front Pembela Islam (FPI) yang dinilai identik dengan anarkis.

Dalam aksi yang menamakan diri Aliansi Pemuda Pemudi Muslim Balikpapan (APPMB), mereka menuntut agar Wali kota Balikpapan tidak mengizinkan dua organisasi itu melakukan aktivitas karena dikhawatirkan akan menganggu keberagaman dan kebhinekaan masyarakat.

Sementara di Jawa Barat, sejumlah ormas menuntut penuntasan kasus dugaan penghinaan budaya Sunda yang dilakukan Habib Rizieq. Dalam video ceramah Habib Rizieq di Purwakarta, ada bagian yang menghina budaya Sunda. Kata ‘sampurasun’ sebagai salam masyarakat Sunda diplesetkan menjadi “campur racun”.

Sebelumnya, Habib Rizieq telah dilaporkan Aliansi Masyarakat Anti Perpecahan Bangsa ke Polda Metro Jayaterkait isi ceramahnya yang menyebut ada lambang PKI dalam mata uang rupiah. Laporan serupa dilakukan Jaringan Intelektual Muda Anti Fitnah (JIMAF).

Disamping itu, pentolan FPI ini juga dilaporkan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia ((PPMKRI) terkait dugaan penistaan agama. Dia juga dilaporkan Sukmawati Soekarno Putri terkait ceramahnya yang diduga menghina Pancasila dan lambang negara.

Berita Terkait