FeaturedFrameHeadlineNarkobaYanmas

Ditresnarkoba Polda Jateng Kembali Bongkar Peredaran Sabu Jaringan Internasional Dari Malaysia

POLDA JATENG – tribratanews.jateng.polri.go.id | Ditresnarkoba Polda Jateng kembali menggagalkan upaya peredaran narkoba jaringan internasional. Kali ini, tiga orang tersangka yang masih ada hubungan keluarga ditangkap petugas di Nganjuk dan Tulungagung.

Hal tersebut diungkapkan dalam pers rilis ungkap kasus narkoba di Mapolda Jateng yang dipimpin oleh Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Kombes Pol Lutfi Martadian didampingi Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Mas Anton Martin dan pejabat BNNP, Kamis (15/9) siang.

“Pengungkapan berawal pada Kamis, (1/9) petugas Bea Cukai mencurigai suatu paket yang berasal dari Malaysia. Setelah dicek melalui X-Ray ditemukan di dalam masing-masing paket itu berisi serbuk kristal yang hasil test kit atas serbuk kristal tersebut positif Methamfetamia (Sabu),” ujar Dirresnarkoba.

Adapun ketiga tersangka yang diamankan berinisial HS alias MW, UK dan KK. Dalam pers rilis tersebut diungkapkan tersangka HS yang bekerja sebagai buruh di Malaysia mengirimkan narkoba yang disembunyikan dalam 4 paket figura dari Malaysia melalui jalur laut menuju alamat yang telah dia dapatkan dari tersangka UK dan KK.

Barang-barang tersebut ditujukan pengirimannya di dua tempat yaitu di rumah sdr. YA (anak tiri tersangka KK) di Nganjuk dan di rumah kerabat tersangka UK di Tulungagung

Selanjutnya petugas melakukan teknik controlled delivery guna mengungkap kepemilikan barang tersebut. Hasilnya, petugas mengamankan 3 orang yang dicurigai di Kab. Nganjuk dan Tulungagung, Jawa Timur pada Senin (5/9).

Saat diamankan, petugas mendapati paket tersebut berisi narkoba jenis sabu dengan jumlah total 3,5 Kg yang disembunyikan dalam 4 paket berisi figura.

“Ketiga orang yang diamankan adalah HS selaku pengirim paket dari Malaysia serta tersangka UK dan KK yang berperan memberikan alamat pengiriman paket, keduanya dijanjikan upah dari tersangka HS masing-masing sebesar Rp. 5 juta,” tutur Kombes Lutfi.

Tersangka HS sendiri mengaku mendapat upah dari seseorang yang menyuruhnya mengirim paket tersebut dari Malaysia sebesar Rp. 50 juta.

Atas keterlibatan para tersangka dalam jaringan peredaran narkotika internasional tersebut, mereka dijerat dengan pasal 132 ayat 1 Jo pasal 114 ayat 1 subs pasal 112 ayat 1 UU RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika.

“Ancaman hukuman paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun atau hukuman mati,” ujarnya.

Selain mengungkap kasus peredaran narkoba jaringan internasional, jajaran Ditresnarkoba juga menangkap seorang kurir peredaran pil ekstasi di sebuah Hotel di Bandungan, Kab. Semarang pada Kamis, (1/9) lalu.

Dari tangan tersangka BW yang merupakan tukang ojek tersebut diamankan 347 butir pil ekstasi siap edar yang diambilnya di daerah Tuntang, Salatiga atas perintah seseorang berinisial B (dalam penyelidikan).

“Tersangka BW disuruh mengantar barang tersebut ke sebuah hotel di Jalan Lemah Abang, Bergas Kidul, Bandungan. Petugas berhasil mengamankan tersangka sebelum transaksi sempat dilakukan,” jelas Dirresnarkoba.

Terhadap tersangka BW dikenakan pasal 114 ayat (2) subsider pasal 112 ayat (2) UU RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun.

Dikesempatan yang sama, Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Emas Anton Martin mengatakan penangkapan ini merupakan bukti nyata sinergi aparat penegak hukum untuk melindungi masyarakat dari bahaya peredaran narkoba.

Menurutnya narkoba merupakan masalah serius yang menjadi tanggung jawab bersama dan perlu kerjasama antar aparat penegak hukum untuk mencegah masuknya narkoba ke Indonesia.

“Kedepan kami akan terus meningkatkan sinergi yang ada serta terus berkomitmen menyatukan langkah bersama dalam memberantas peredaran narkoba demi menciptakan Indonesia yang bersih dari narkoba”, tegas Anton Martin.

Berita Terkait