Lantas

Jembatan Tanggul Angin di Bangun, Masyarakat Harus Bersabar

Tribratanews.jateng.polri.go.id, Demak – Jembatan Kolonel Sunandar atau lebih dikenal dengan nama Jembatan Tanggul Angin Karanganyar khususnya jalur ke timur ditutup sementara mulai 14 September. Sehubungan proses pembangunan jembatan baru di sisi utara, yang dijadwalkan pengerjaannya hingga enam bulan ke depan.

PPK Jembatan Pelaksana Jalan Nasional Wil 1 Jateng Lindung Simbolon menuturkan, perbaikan Jembatan Tanggul Angin sisi utara dilakukan sehubungan faktor usia pemakaian. “Jembatan (Tanggul Angin) sisi utara ini dibangun tahun 1967 dan diresmikan pada 1968. Dengan perhitungan umur jembatan 50 tahun, baik konstruksinya masih layak dilewati atau tidak, sesuai aturan wajib diganti atau dibongkar dan dibangun yang baru,” ujarnya, di sela peninjauan lokasi, Kamis (13/9).

Dengan anggaran dari Kementerian PUPR senilai Rp 115,5 miliar, pembangunan jembatan sepanjang 120 meter dengan lebar 11 meter itu pun telah dilelangkan pada 2017. Proyek multiyears itu dijadwalkan pengerjaannya selama 18 bulan, selesai pada Juni 2019.

“Target kami sebelum Idul Fitri tahun depan sudah dapat dilewati. Sedangkan Jembatan Tanggung Angin sisi selatan atau jalur ke barat belum perlu diganti, karena usianya baru 10 tahun,” jelasnya, didampingi Joko Dwi Ariwibowo dari PT Duta Mas Indah Semarang sebagai rekanan pelaksana.

Untuk memperlancar proses pembangunan Jembatan Tanggul Angin yang baru tersebut pihak pelaksana mengajukan ijin penutupan lalulintas pada jembatan lama sisi utara atau jalur ke timur. Sebab pada oprit yang baru ada sebagian segmen tiang pancang masuk ke jembatan lama.

Mengenai penutupan Jembatan Tanggul Angin sisi utara, Kapolres Demak AKBP Maesa Soegriwo melalui Kasat Lantas AKP Christian C Lolowang menambahkan, akan diberlakukan rekayasa buka tutup jalur (contraflaw) di bagian jembatan sisi selatan atau jalur arah ke barat. Di samping adanya alternatif rute melalui Trengguli-Welahan-Mayong-Kudus. Atau bisa pula mengambil jalur Kudus ke arah Purwodadi Grobogan, yang keduanya kurang lebih memutar sepanjang 50 kilometer.

“Namun demikian asalkan masyarakat pengguna jalan bersabar dan bersedia antre, tidak akan terjadi kemacetan. Sebagaimana situasi contraflaw di Jembatan Kalikondang Buyaran, yang meski pun terjadi antrean panjang namun lalulintas tetap jalan alias padat merayap,” pungkasnya.

Humas Res Demak

Berita Terkait