BinkamFeaturedFrameHeadline

5.000 Warga di Solo Ikuti Tabligh Akbar Rayonisasi Jelang Pilkada

Tribratanews.jateng.polri.go.id Surakarta – Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Brigjen Pol Ahmad Lutfi mewakili Kapolda Jateng menghadiri Tabligh Akbar Rayonisasi Exs Wilayah Surakarta dan Kedu di Stadion Manahan Solo, Jumat (22/6).

Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D, S.H., S.U. selaku pembicara turut menghadiri acara tersebut.Selain itu Tabligh Akbar ini dihadiri juga Forkopimda Kota Surakarta, Wakil Walikota Surakarta H. Purnomo, Ketua MUI Kota Surakarta K.H. Subari, Ketua FKUB Kota Surakarta, Ketua PWI Anas Syahirul, Ketua KPU Kota Surakarta Agus Sulistyo, Rektor UNS Prof. Dr. Ravik Karsidi, Danrem Kol Inf Widi Prasetyono, Dan Group 2 Kopasus Kol Inf Fikri Musmar, Dan Brigif Letkol Inf Rudy Saladin, Para pimpinan Ormas Surakarta, Para PJU Polda Jateng, Para Kapolres Jajaran Eks Wil SKA dan Kedu serta para Kyai, pimpinan Ponpes, Toga Tomas, Alim ulama se – Surakarta.

Tabligh Akbar ini diikuti 5.000 orang peserta dari eks Wil Surakarta dan eks Wil Kedu.

Dalam sambutan Kapolda Jateng yang dibacakan oleh Wakapolda Jateng mengucapkan Taqobalallahu Minna Wa Minkum, Wa Taqabbal Ya Karim, Kulu Antum Bikhoir, Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir Dan Batin.

“Dalam rangka pemilihan para pemimpin daerah maupun pusat ini, saya berharap masyarakat dapat lebih arif dan bijaksana dalam mensikapinya serta tidak mudah terhasut oleh isu-isu provokatif serta berita hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tutur Wakapolda Jateng.

Wakapolda Jateng menambahkan bahwa melalui kegiatan tabligh akbar ini semoga dapat menambah wawasan kita dalam memahami islam lebih luas.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada para alim ulama sekalian atas dukungannya selama ini khususnya dalam memberikan nasehat-nasehat kepada kami dan kepada umat serta atas peran aktifnya dalam menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif,” imbuhnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D, S.H., S.U. selaku pembicara menyampaikan bahwa Idul fitri dalam bernegara mempunyai makna, “marilah kita bawa negara ini menjadi negara yang bersatu, berdaulat adil dan makmur, karena negara ini dibangun secara gotong royong, dibangun dalam perbedaan karena ingin bersatu,” tuturnya.

“Jangan karena perbedaan SARA dapat memecah belah bangsa ini. 3 komponen dalam menjaga NKRI adalah rakyat, pejabat ulama, apabila salah satunya rusak negara akan hancur, namun apabila semua kompak negara akan kuat,” imbuhnya.

Prof. Dr. Mohammad Mahfud menambahkan bahwa berpolitik dan negara itu fitroh. NKRI merdeka merupakan peran dari semua elemen, bukan salah satu pihak.

“Sekarang ini kita berada di tahun politik, ingat pilkada itu adalah sarana yg disediakan oleh konstitusi secara demokratis untuk memilih pimpinan. Pilih pemimpin yang benar, karena pemimpin harus ada dan memimpin itu hanya 5 tahun,” tutup Prof. Dr. Mohammad Mahfud.

PID Bidhumas Polda Jateng

Berita Terkait