Tribratanews.jateng.polri.go.id, Magelang – Kapolsek Mungkid Polres Magelang Polda Jateng Akp Supriyono selaku Perwira pengendali pengamanan, beserta 100 orang lebih anggota, terdiri dari Dalmas, Staf Polres, Intelkam, Reskrim, Polsek Mungkid, Sat Lantas dan juga TNI, melaksanakan pengamanan penerimaan air suci/air berkah Waisak Nasional 2562 BE tahun 2018, yang diambil dari Umbul Jumprit Temanggung dan Ritual Pensakralan air suci/air berkah, Senin (28/5) di Candi Mendut Kec Mungkid Kab Magelang.Hadir dalam acara, Ketua umum Walubi Ibu Siti Hartati Murdaya, Ketua Dewan penyantun Walubi Murdaya Poo, Kementrian Bimas Budha Bp. Supriyadi MPD, Sekjen Walubi Cipya Surya, Ketua Majelis Mahayana Jateng Ibu Andreas, Bante wongsin labiko mahatera, para pimpinan perwakilan Majelis Theravada, Mahayana, Tantrayana, Nichiren, Maitreya, Tri Dharma, Kasogatan dan Madhatantri, Para Bhiku dan Bhiksu Sangga serta rohaniawan agama budha dan umat kurang lebih 400 orang.Rombongan pembawa air suci tiba di pelataran candi Mendut, sekitar pukul 15.30 wib, selanjutnya diserahkan oleh ketua umum DPP pusat Walubi Ibu Siti Hartati Murdaya, Murfaya Poo, Kementrian Bimas Budha Bp. Supriyadi,MPD secara simbolis kepada Bante Wongsin Labiko Mahatera dan Biksu Paramitha Mahatsavira untuk di semayamkan dan disakralkan di altar Candi Mendut.Kemudian penyalaan lilin panca warna secara simbolis oleh para ketua majelis, dilanjutkan Pradaksina dengan mengelilingi candi Mendut sebnyak 3 kali.Dalam sambutannya Ibu Dra. S. Hartati Murdaya (Ketua Umum Walubi), air adalah sumber kehidupan, lambang kesejukan, kesuburan, energi yang positif, menjadikan tauladan, sifat rendah hati dan penuh damai, umat Buddha menjadikan air berkah salah satu simbol kerendahan hati agar, sebagai umat manusia senantiasa menjaga sikap kerendahan hati dalam kehidupan sehari-hari, tuturnya.Sambutan Dari Bante Wongsinlabiko Mahatera, umat Buddha yang tergabung dalam Perwakilan Umat Buddha Indonesia WALUBI kembali memperingati tiga peristiwa agung, yaitu Kelahiran Pencapaian Penerangan Sempurna dan Maha Parinibbana Sang Buddha yang dikenal dengan peristiwa Tri Suci Waisak, sebagai wujud bhakti dan penghormatan kita kepada Guru Agung Buddha Gotama yang tiada bandingnya. Air yang diambil dari mata air murni di Umbul Jumprit melambangkan kerendahan hati, sifat yang selalu merendah, sikap tepa selira terhadap sesama, hal ini hendaknya ditiru oleh seluruh umat manusia, dan selalu memberikan kesejukan bagi kehidupan spiritual manusia.Humas Mungkid.