Pembinaan Personel

Momen Hari Sumpah Pemuda, Kapolres Sragen Beri Penghargaan Personil Berprestasi

Tribratanews.jateng.polri.go.id, Sragen –Memperingati hari Sumpah pemuda ke 89 tahun 2017, Kapolres Sragen Polda Jawa Tengah AKBP Arif  Budiman, sekaligus memberikan berbagai penghargaan kepada personil Polres Sragen, bertempat di lapangan Wira Pratama Polres Sragen, Sabtu (28/10/2017).
Peringatan hari Sumpah Pemuda diikuti seluruh pejabat utama dan seluruh personil Polres Sragen hingga personil Polsek jajaran, serta Ketua Bhayangkari Cabang Sragen nyonya Tia Arif Budiman dengan menyertakan anggota Bhayangkarinya.
Beberapa personil penerima penghargaan yakni 4 personil penerima penghargaan pengungkapan kasus percobaan pencurian terjadi pada 2 september 2017 lalu, dilokasi kejadian Alfamart dukuh Gandurejo kecamatan Gemolong, 1 personil Sat lantas yang telah berinovasi dalam pelayanan Satpas SIM Online Sragen ( SIDORA) yang telah dilounching pada 22 september lalu. 3  Kapolsek penerima penghargaan sebagai Kapolsek terbaik pada penilaian kinerjanya selama 1 bulan terakhir, serta 2 personil penerima Wisuda Purna Bhakti Bhayangkara.
Peringatan Sumpah Pemuda ini dipimpin langsung Kapolres, sekaligus menerimakan penghargaan kepada para  personil yang berprestasi, usai membacakan amanatnya dalam momen Hari sumpah pemuda yang diperingati secara serentak di tiap tanggal 28 Oktober 2017 seluruh Indonesia.
Dalam sambutan peringatan hari Sumpah Pemuda yang dibacakan Kapolres tersebut, tertuang sejarah semangat pemuda Indonesia hingga dijadikan momentum sebagai hari Sumpah Pemuda, yakni delapan puluh sembilan tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928. sebanyak 71 pemuda dari seluruh penjuru tanah air, berkumpul di sebuah gedung di Jalan Kramat Raya daerah Kwitang Jakarta yang mengikrarkan diri sebagai satu nusa satu bangsa dan satu bahasa yaitu Indonesia.
Pernahkah kita membayangkan bagaimana seorang Mohammad Yamin dari Sawah Lunto dapat bertemu dengan Johannes Leimena dari Ambon? Pernahkah kita membayangkan bagaimana seorang Katjasungkana dari Madura dapat bertemu dengan Lefrand Senduk dari Sulawesi? Bukan hanya bertemu. tapi mereka juga berdiskusi, bertukar pikiran, mematangkan gagasan hingga akhirnya bersepakat mengikatkan diri dalam komitmen ke lndonesiaan, Padahal jarak antara Sawah Lunto dengan Kota Ambon, lebih dari 4.000 kilometer. Hampir sama dengan jarak antara Kota Jakarta ke Kota Sanghai di China. Sarana transportasi umum saat itu masih mengandalkan laut. Dibutuhkan waktu berminggu-minggu untuk bisa sampai ke kota mereka. Alat komunikasi pun masih terbatas, mengandalkan korespondensi melalui kantor pos. Hari ini surat dikirim, satu dua bulan kemudian, barulah sampai dialamat tujuan.
Kita tentu patut bersyukur atas sumbangsih para pemuda Indonesia yang udah melahirkan Sumpah Pemuda, sudah seharusnya kita meneladani langkah-langkah dan keberanian mereka hingga mampu menorehkan sejarah emas untuk bangsanya. Bandingkan dengan era sekarang. Hari ini, sarana transportasi umum sangat mudah. Untuk menjangkau ujung timur dan barat Indonesia hanya dibutuhkan waktu beberapa jam saja. Untuk dapat berkomunikasi dengan pemuda di pelosok – pelosok negeri ini  cukup dengan menggunakan alat komunikasi, tidak perlu menunggu datangnya tukang pos hingga berbulan -bulan lamanya. Interaksi sosial dapat dilakukan 24 jam, kapanpun dan di manapun.
Dalam sebuah kesempatan Presiden Republik lndonesia yang pertama Bung karno pernah menyampaikan : ‘Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pamuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air tapi ini bukan tujuan akhir.
Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Presiden Republik Indonesia bapak lr. Joko Widodo yang selama ini memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembangunan kepemudaan Indonesia, bulan Juli 2017 yang lalu bapak Presiden telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan. Melalui Perpres ini, peta jalan kebangkitan pemuda Indonesia terus kita gelorakan. Bersama pemerintah daerah, organisasi kepemudaan dan sektor swasta, kita bergandengan tangan, bergotong royong melanjutkan api semangat Sumpah Pemuda 1928. Saatnya kita Berani Bersatu untuk Kemajuan dan Kejayaan Indonesia.

Berita Terkait