Tribratanews.jateng.polri.go.id – Blora, Untuk menegakkan Kamtibmas, Kapolres Blora, AKBP Saptono, S.I.K, M.H memberiwejangan terhadap 362 warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Blora di Padepokan PSHT Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Cepu, Blora, Sabtu malam (14/10/17) kemarin.
Dalam paparannya, Kapolres Blora mengajak para pendekar baru ini untuk ikut menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Sebab, akhir-akhir ini banyak tindak pidana yang melibatkan anak sekolah dan para pemuda. “Kami yakin, kalian semua telah digembleng dengan ilmu silat, jangan sampai ilmu itu digunakan untuk tindak pidana,” pesan AKBP Saptono.
Selain itu, AKBP Saptono juga wanti-wanti agar parat pendekar menghindari tawuran antar perguruan dan jangan terprovokasi atau terhasut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, yang ingin menodai nama besar PSHT. “Semua perguruan silat adalah saudara sebangsa dan setanah air, jadi hindari bentrokan dengan perguruan lain agar tidak berurusan dengan hukum,” pinta Kapolres Blora. Senin (16/10/17)
Pada acara malam pengesahan warga baru PSHT diharapkan dapat menjadi contoh suri tauladan yang baik dan dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat luas, karena PSHT mempunyai tujuan yang sederhana yaitu yang bergabung dapat menjadi insan manusia yang berbudi luhur, bisa membedakan yang benar dan salah, dan selain itu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir amanat Kapolres Blora PSHT merupakan organisasi persaudaraan seni pencak silat. Sehingga diharapkan semua warga PSHT tidak membawa organisasi ini kedalam kancah politik. Diharapkan semua warga agar menumbuhkan rasa pesaudaraan yang tulus dengan didasari rasa saling sayang menyayangi menghormati dan bertanggung jawab.
Sementara, perwakilan Dewan Luhur PSHT Madiun Ir. Suwito dalam sambutannya mengatakan, cinta kasih yang merupakan dasar dari ilmu PSHT harus ditanamkan disetiap anggota PSHT pada khususnya. Karena dengan cinta kasih tersebut akan muncul persaudaraan yang kekal dan abadi. Dari itikad persaudaraan tersebut akhirnya muncul suatu kedamaian yang merupakan idamanseluruh masyarakat. “Dengan cinta kasih, Insya’Allah kedamaian akan muncul,” tutur Ir. Suwito.
Dijelaskan oleh Ir. Suwito, PSHT tidak memiliki musuh, karena PSHT sebuah organisasi yang bersandar pada persaudaraan. Sehingga apabila ada anggota PSHT yang memiliki musuh, berarti kurang dalam penyerapan dan penerapan ilmu ke-SH-annya. “Kalau ada anggota PSHT masih memiliki musuh, berarti dia kurang bersungguh-sungguh saat menjalani latihan,” lanjutnya
Dengan demikian, anggota PSHT yang masih bertindak sewenang-wenang harus kembali menempa dirinya lebih keras sesuai dengan ilmu PSHT. Disamping itu, tujuan PSHT adalah membentuk manusia yang memiliki budi luhur dan mampu menempatkan diri di setiap lapisan masyarakat serta mampu membawa diri. “Sehingga akan membentuk manusia yang mengerti sopan santun dan mampu mengayomi mereka yang lemah,” jelasnya.
Menurut Ir. Suwito, warga PSHT jangan sampai berurusan dengan aparat keamanan. Karena setelah disahkan, warga PSHT dituntut untuk bertanggung jawab dan menjadi teladan, pengayom masyarakat dan bukan untuk menakuti masyarakat. Ditambahkan pula bahwa kebesaran PSHT tidak diukur dari jumlah atau prestasi. Namun keberadaan PSHT di tengah masyarakat diharapkan memberikan kesejukan. Warga PSHT harus beriman, berani menghadapi masalah, sederhana dan dapat memayu hayuning bawono,” tegasnya.