Binmas

Tradisi Nyadran Masih Ada Dibeberapa Tempat di Sawit Boyolali

Tribaranews.jateng.polri.go.id, Boyolali – Tradisi nyadranan berlangsung dibeberapa tempat di Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali, pada Kamis Rabu pagi (17/05) kemarin, dalam perkembangan yang semakin modern, tradisi sebagai wahana budaya luhur, terbukti masih berperan penting, dalam kehidupan masyarakat.
Tampak kompak, guyub, rukun, kebersamaan dalam gotong royong warga masayarakat membersihkan makam, sangat tercermin dalam kehidupan, terutama makam yang dianggap sebagai “Pepunden”  yaitu makam cikal bakal asal desa setempat.
Tradisi tahunan ini dilakukan seminggu menjelang akan datangnya bulan suci ramadhan, perhatian warga masyarakat, berupa pengormatan, tabur bunga, wewangian dan air do’a kepada kepunden atau makam nenek moyang disampaikan, dengan etika yang paling sopan dalam tradisi nyadran jawa, yang berarti yakin bahwa makam tersebut, dapat berokah kapada keturunan dan sekitarnya.
Kebiasaan nyadran membaca surat Yasin, dzikir, tahlil dan do’a dipimpin tokoh agama setempat, disampaikan oleh warga masyarakat kepada ahli kubur, hanya untuk memohon bagi arwah diterima amal kebaikannya, diringankan dari siksa kubur, dijauhkan dari segala mala petaka dan mendapat syafaat dari Nabi Muhammad S.A.W, dan bagi yang ditinggalkan mohon diberikan keselamatan, dimudahkan dari sesuatu dan dijauhkan dari mala petaka,”tutur seorang warga.
Kasi Humas Polsek Sawit Polres Boyolali Polda Jateng Bripka Cece Suhara , memantau kegiatan nyadran warga masyarakat Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali, ada yang dilakukan langsung dimakam, dan ada pula dilakukan di rumah yang telah ditentukan, namun makna dan tujuannya sama, yaitu kirim do’a kepada leluhur atau nenek moyang dan percaya tidak semua usaha dapat berjalan dengan lancar, terkadang menemui tantangan dan hambatan yang sulit dipecahkan, maka tradisi nyadran menjadi solusi dapat membantu dalam kepercayaan Warga Masyarakat Kecamatan Sawit pada umumnya.

Berita Terkait