Tribratanewspoldajateng.com, Purworejo – Pada Hari Selasa Tanggal 18 April 2017 , Kapolres Purworejo AKBP Satrio Wibowo, SIK bersama dengan beberapa pejabat utama Polres Purworejo berkesempatan melakukan silaturahmi kepada KH Khanan Auladi, pimpinan Pondok Pesantren Roudlotul Athfal Brunorejo Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo para pengurus dan santri di Pondok pesantren.
Pada kesempatan itu Kapolres langsung ditemui oleh pengurus pondok pesantren KH Khanan Auladi. Di moment dan hari yang baik ini juga Kapolres memberikan bantuan kepada pesantren berupa bahan makanan yang mudah-mudahan bisa bermanfaat dan barokah bagi semuanya.Tidak berhenti sampai disana, acara silaturahmi itu kemudian dilanjutkan dengan perbincangan yang santai dan hangat antara Kapolres dan KH Khanan Auladi, tidak tampak suasana formal pada pembicaraan tersebut, Kapolres Purworejo AKBP Satrio Wibowo, SIK di akhir pembicaraannya berharap agar para tokoh agama dan para santri bisa bersama sama dengan Polri untuk menjaga suasana kamtibmas khususnya di Kabupaten Purworejo ini bisa tetap kondusif, sehingga segala aktifitas warga masyarakat bisa berjalan dengan lancar, aman dan tertib.
“Aparat keamanan dan ulama wajib untuk menjalin silaturahmi, Tidak untuk pendataan tapi untuk menjalin komunikasi, sebagai petugas pengamanan wajib menjalankan Kamtibmas, dan agar sampai ke masyarakat, kita butuh ulama agar bisa menyampaikan hal-hal yang benar,” lanjut AKBP Satrio Wibowo, SIK.
“Mendatangi ke kediaman ulama, para kiai dan pesantren, Ini adalah itikad baik kami menjalankan komunikasi dan silaturahmi kepada ulama dan masyarakat, silaturahmi dan komunikasi Polres Purworejo dengan ulama ini, Sedikitnya bisa meredam isu-isu yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, karena banyak berita hoax yang memecah belah, Jangan sampai ini mengadu domba satu dengan yang lain” tutur Kapolres. Pihaknya juga meminta kepada para ulama di Purworejo untuk membantu pihak kepolisian dalam menjaga Kamtibmas di Purworejo dan bersikap dewasa menanggapi isu-isu yang bisa memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa.
(Lekman Humaspoerdjo)
