Tribratanewspoldajateng.com,batang – Politik merupakan upaya menggapai kehidupan yang lebih bagus dan juga dapat di bilang politik sebagai alat untuk menempuh kesejahteraan dan kemenangan bukan tujuan politik tetapi hasil konstelasi atau hasil pemilihan. Hal tersebut di katakan Agung Wisnu Barata dalam kegiatan Pendidikan Politik Bagi Kaum Perempuan di Kabupaten Batang yang berlangsung di Gedung Pramuka, Rabu (19/4).
Disampaikan pula, kaum perempuan di Kabupaten Batang sudah banyak memiliki peran dan menjadi wanita hebat dan kuat, keterlibatan perempuan di dalam politik sudah sudah memiliki peran, hal tersebut terpilihnya kaum perempuan sebagai anggota legislatif. “Di Batang Ada 9 perempuan anggota DPRD dari 45 Anggota, dan yang menjabat di puncak pimpinan organisasi Perangkat Daerah atau eksekutif ada 6 perempuan dan jabatan itu sangat strategis,” jelas Agung Wisnu Barata
Dengan memperhatikan banyaknya pemimpin wanita itu menandaakan wanita mempunyai energi, tapi yang menjadi persoalan keadaan kini dalam politik budaya yang masih merekat wanita di jadikan sahabat di belakang atau konco wingking.
“Kami harapkan budaya wanita sebagai konco wingking itu dapat di hilangkan karena perempuan sejajar memiliki hak yang sama dan tempat strategis dalam perpolitikan, dan tidak selamanya politik itu kejam,” tutur Agung wisnu Barata.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Moderen Tazaka KH. Anang Rikza Masyhadi, menyampaikan materinya mengatakan, peremupan memiliki peran dalam sepanjang sejarah, peran perempuan sepanjang sejarah kemanusiaan lebih banyak di tengah atau memiliki Peran Penting .
“Peran perempuan dalam sejarah meliputi peran kebaikan, peran kejahatan, peran menjadi orang besar, peran menjadi pendamping orang besar, peran melahirkan orang besar,” jelas Anang Riska Masyhadi.
Direktur Kajian Pancasila dan Demokrasi UNNES, Arif Hidayat, SH, MH mengatakan, Makna politik bagi perempuan dapat dipahami sebagai proses pengambilan keputusan yang terjadi di mana saja, kapan saja, Politik berlangsung dalam kehidupan sehari-hari dan juga berlangsung dalam ruang privat (the personal is political), bagi perempuan, politik formal dan informal selalu terkait misalnya kenaikan harga BBM berpengaruhnya dalam rumah tangga.
“Dunia politik sering mengabaikan kebutuhan dan aspirasi perempuan yang dianggap wilayah privat, bukan formal dan Politik dipahami sebagai commun bonum dan Manfaat perempuan berpolitik bisa membawa isu perempuan dalam pengambilan keputusan yang berdampak luas bagi masyarakat,” jelas dosen UNNES Arif Hidayat.
Nampak hadir Bhayangkari Polres Batang bersama Persit Kodim 0736/BTG mengikuti kegiatan.