Tribratanewspoldajateng.com, Salatiga – Untuk menghadapi berbagai ancaman dan tantangan globalisasi, diperlukan wawasan kebangsaan dalam memperkuat semangat nasionalisme melalui pendidikan Bela Negara. Beberapa bentuk pendidikan bela negara di antaranya adalah melalui resimen mahasiswa, pramuka, pecinta alam, organisasi masyakat, karang taruna, remaja masjid dan lain lain hal tersebut untuk membiasakan diri belajar disiplin, kerjasama, dan tanggung jawab, serta memahami wawasan kebangsaan.
Untuk menumbuh kembangkan wawasan kebangsaan tersebut pada hari Jum’at tanggal 07/04/2017 bertempat di Aula Kec. Argomulyo berlangsung kegiatan masyarakat tentang Pendidikan Wawasan Kebangsaan bagi pelajar , karang taruna dan remaja masjid se Kec. Argomulyo yang dihadiri oleh ratusan peserta pemuda pemudi di wilayah Kec. Argomulyo, dengan Narasumber dari TNI, Polri dan Kesbangpol.
Kapolsek Argomulyo yang diwakili Wakapolsek IPTU Sukarji sebagai salah satu narasumber menyampaikan bahwa perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan, dan wawasan tentang kebangsaan makin memudar sehingga makna hakekat bangsa dan kebangsaan dapat mendorong terjadinya disorientasi dan perpecahan. Pada masa ini, dampak dari krisis multidimensional telah memberikan tanda-tanda awal munculnya krisis kepercayaan diri (self-confidence) dan rasa hormat diri (self-esteem) sebagai bangsa.
Krisis kepercayaan sebagai bangsa ini dapat berupa keraguan terhadap kemampuan diri sebagai bangsa untuk mengatasi persoalan-persoalan yang mendasar yang terus menerus melanda, seakan tidak ada sudahnya mendera Indonesia. Apabila krisis politik dan krisis ekonomi sudah sampai pada krisis kepercayaan diri, maka eksistensi Indonesia sebagai bangsa (nation) sedang dipertaruhkan. Maka kegiatan ini adalah saat yang tepat untuk melakukan reevaluasi terhadap proses terbentuknya “nation and character building”, karena boleh jadi persoalan yang kita hadapi saat ini berawal dari kesalahan dalam menghayati dan menerapkan konsep awal kebangsaan yang menjadi fondasi ke-Indonesia-an. Kesalahan inilah yang dapat menjerumuskan Indonesia, seperti yang ditakutkan Sukarno,” “menjadi bangsa kuli dan kuli di antara bangsa-bangsa”.
Lebih jauh IPTU Sukarji menyampaikan bahwa semangat kebangsaan telah menjadi dangkal atau tererosi terutama di kalangan generasi muda, justru sifat materialistiklah telah mengubah idealisme yang merupakan jiwa kebangsaan, selain itu ancaman disintegrasi kebangsaan memicu terjadinya perpecahan seperti yang terjadi di negara bekas Uni Soviet maupun Timur Tengah, kemudian ada upaya melarutkan pandangan hidup bangsa ke dalam pola pikir yang asing untuk bangsa ini.
Camat Argomulyo Agus Dwi Budiono S.Sos sangat mengapresiasi minat dan semangat pemuda pemudi dalam hal mendalami wawasan kebangsaan, dan diharapkan dengan menerima materi dari para narasumber dapat menjadi semangat lebih mencintai NKRI dengan mengisi kegiatan yang bersifat positif dan mendukung pembangunan Bangsa dan Negara Indonesia
Selama kegiatan twrpantau antusiasme remaja dalam menerima materi yang disampaikan oleh nara sumber, untuk makin memantabkan semangat kebangsaan, kegiatan tersebut akan kembali dilaksanakan pada tanggal 12-13 April 2017 ditempat yang sama.