Tribratanewspoldajateng.com – Wonogiri, Waka Polres Wonogiri Kompol Wawan Purwanto,SH,MH pada hari Senin 20/2/ 2017, Pukul 08.30 wib yang bertempat di ruang Aula Sekolah SMK Muhamadiyah 1 Baturetno, melaksanakan kegiatan Polisi mengajar kepada siswa / siswi yang diikuti perwakilan kelas X, dan XII sejumlah 600 siswa kegiatan yang dampingi 4 orang perwakilan dari guru pendidik.
Kegiatan tersebut di hadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonogiri H. Kusman Toha, M.Pd, Kapolsek Baturetno AKP Subroto , S.H., M.H. Kasat Binmas Polres Wonogiri AKP Suwono ,SH beserta Kanit BintibmasPolres Wonogiri Ipda Budiono, SE dan 4 anggota Staf Binmas Polres Wonogiri serta Bhabinkamtibmas Polsek Baturetno.
Dalam penyampaiaan program mengajar disekolah Waka Polres Wonogiri Kompol Wawan Purwanto,SH,MH menyampaikan materi dari Kapolri Jendral Polisi Drs. M. Tito Karnavian.MA. Ph.D tentang “Peran Dan Kebijakan Polri Dalam Menjaga Kebhinekaan”.
Awal pengisian materi Wakopolres menuturkan “Semboyan Bhineka Tunggal Ika diambil oleh Mpu Tantular dari konsep teologi Hindu yang berbunyi, Bhina ika tunggal ika, Tan Hana dharma mengrawa. Artinya, Berbeda-beda Dia, tetapi satu adanya, tak ada ajaran yang menduakannya”
“Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk, beragam sosial, etnis, budaya, agama, aspirasi politik dan lain sebagainya, sehingga bangsa Indonesia sering disebut sebagai bangsa multikultural. Pada pihak lain, realitas “multikultural” tersebut berhadapan dengan kebutuhan mendesak untuk merekonstruksi kembali “kebhine-katunggalikaan yang dapat menjadi “integrating force” yang dapat mengikat seluruh keragaman etnis, budaya, dan agama”.
“Perbedaan budaya, agama, aspirasi politik, kepentingan, visi dan misi, keyakinan, dan tradisi merupakan sebuah konduksi dalam hubungan interpersonal yang kadang-kadang juga menjadi perbedaan perilaku dalam memahami sesuatu. Maka dapat dikatakan bahwa berbagai kekisruan etnis yang merebak dibanyak tempat di wilayah Negara Kesatauan Republik Indonesia, merupakan akibat dari rendahnya kesadaran dan wawasan multikulturalime.”tuturnya
“Untuk menumbuh-suburkan, membina, memelihara, dan melestarikan persatuan dan kesatuan, salah satu jalannya adalah dengan membudayakan sikap rukun. Rukun adalah suatu kondisi menyatu dari suatu realitas sosial yang berunsur perbedaan.”
“Budaya rukun akan muncul dalam pergaulan di tengah perbedaan bila di dalam kehidupan sehari-hari bisa diciptakan suasana saling menghargai dan menghormati (mutual respect), saling memahami (mutual understanding), saling tidak mencampuri urusan intern agama lain, dan saling berupaya untuk menyelesaikan setiap perselisihan.”pungkas Wakapolres
Kemudian Kegiatan di isi dengan sisi tanya jawab salah satunya siswa yang bernama Rely Cahyadi kelas XI dengan pertanyaan “Apakah polisi kebal hukum?”
Atas pertanyaan tersebut Wakpolres Wonogiri menjawab”Polisi dengan masyarakat sama saja, apabila melakukan kesalahan yang melanggar hukum di kenai sanksi hukuman sesuai pasal yg berlaku. Misalnya Anggota Polri mengendarai sepeda motor tidak menggunakan helm hal tersebut sangat tidak baik untuk di contoh masyarakat maka anggota Provos Polri menindak lanjuti hal tersebut dengan sanksi sidang disiplin. tetapi dalam kepolisian ada yang namanya Diskresi Psl. 18 UU NO. 22 TH 2002 ttg kepolisian Negara Republik Indonesia’
Kegiatan ini mendapat tanggapan yang positif oleh kepala sekolah H Sidiq Joko Prasteyo,SPd beserta para Guru dan jajarannya dan pelajaran Kebhinekaan akan menjadi tambahan kurikulum PPKN ( Bahan materi ujiaan ) di sekolah untuk diajarkan ke Siswa /Siswi terkaiat makna Kebhinekaan secara luas demi kedaulatan NKRI.//(iwan Tribratanews)